Mengenal Tes ANA Dalam Pemeriksaan Autoimun

Tes ANA – Tes ANA (Antibody Anti-Nuklear) adalah tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari antibodi dalam darah. Hal ini biasanya dilakukan dalam pemeriksaan autoimun. Pada artikel kali ini, penulis akan mengulas tentang tes ANA. Untuk lebih jelasnya, yuk simak artikel berikut.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, penulis ingin menginformasikan jika anda membutuhkan alat yang berkaitan untuk pemeriksaan antibodi sistem imun seperti alat microplate reader, microplate washer dan reagen neutralizing antibody, anda bisa dapatkan di PT. Andaru Diagnostik Solution. Sebagai distributor alat laboratorium, PT. Andaru Diagnostik Solution juga menyediakan berbagai alat laboratorium lain seperti GeNose, Hepa Filter GeNose dan masih banyak lagi.

Tes ANA
Tes ANA (Antibody Anti-Nuklear)

Pengertian Tes ANA (Antibodi Anti-Nuklear)

Tes ANA adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh ( reaksi autoimun ) sitem imun pada tubuh berguna untuk membunuh zat asing bakteri atau virus, namun pada kelainan autoimun sistem imun menyerang jaringan normal pada tubuh.

Dokter akan menyaran pemeriksaan ini apabila Anda diduga mengalami penyakit autoimun seperti LUPUS, rheamthoid arthritis dan scleroderma. Pemeriksaan ini tidak dapat meastikan diagnosis yang spesifik, namun dapat menyingkirkan penyakit yang lain. Penyakit autoimun tidak dapat di diagnosis hanya dengan menggunakan test ANA, tetapi dengan riwayat medis anda.

Prinsip Antibodi Anti-Nuklear

Untuk mendeteksi autoimun dapat menggunakan tes ANA. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi auto-antibodies yang ada dalam serum darah penderita. Ada beberapa metode tes yang digunakan untuk mendeteksi dan menghitung banyaknya Antibody anti-nuklear dalam tubuh penderita, diantaranya immunoflurescence dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Saat ini metode ELISA adalah metode yang paling sering digunakan, karena metode ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dibanding immunoflurescence.

Baca juga : Penyakit Autoimun – Pengertian, Gejala, Faktor Penyebab

Metode ELISA melibatkan interaksi antibodi dalam serum penderita dengan antigen yang ada kemudian akan membentuk reaksi kompleks yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Hasil yang diperoleh adalah sebuah nilai optical density dari pengukuran fotometer. Pembacaan hasil akan dibaca sebagai positif, negative atau equivocal.

Hal apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan tes ANA?

Tidak ada persiapan khusus yang harus Anda lakukan sebelum menjalani tes ANA. Beberapa obat-obatan seperti obat yang dijual bebas dapat memengaruhi hasil pemeriksaan tersebut. Jenis obat yang paling sering memengaruhi hasil tes ANA adalah obat kejang dan obat jantung. Oleh karena itu, sebelum tes beritahukan kepada petugas jenis obat-obatan yang biasa dikonsumsi.

Bagaimana hasil pemeriksaan tes ANA?

Hasil tes ANA bisa keluar menjadi dua jenis, positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, artinya kemungkinan besar anda tidak memiliki penyakit autoimun. Meski begitu, dokter biasanya tetap akan melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai gejala yang Anda alami untuk benar-benar memastikan diagnosis. Pasalnya, beberapa penyakit yang tidak terdeketeksi lewat pemeriksaan , bisa saja terdeteksi lewat tes antibodi lainnya.

Jika hasil pemeriksaan positif, menandakan bahwa terdapat ANA di dalam darah, yang dapat berarti:

  • anda memiliki SLE
  • memiliki penyakit autoimun selain SLE
  • mengalami infeksi virus

Hasil positif bukan langsung menandakan Anda memiliki penyakit tersebut. Beberapa orang sehat memiliki hasil positif ANA di dalam darah mereka, terutama pada mereka yang sudah berusia lanjut. Sejumlah obat-obatan juga dapat memengaruhi hasil dari pemeriksaan tersebut. Tim medis akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan lain, terutama bila Anda memiliki gejala-gejala penyakit autoimun. Namun secara umum, semakin tinggi jumlah ANA di dalam darah Anda, maka kemungkinan Anda mengidap penyakit autoimun, semakin tinggi.

Hasil yang positif tidak mendiagnosa penyakit secara spesifik, dikarenakan ada bebrapa kondisi yang membuat hasil tersebut menjadi positif, diantaranya SLE, chronic liver disease, rheumatoid arthtritis, collagen vascular disease, Sjogren syndrome, scleroderma, dan thyroid disease.

Hasil pemeriksaan tidak selalu maksimal, karena biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Obat-obatan tertentu yang mempengaruhi hasil pengujian.
  • Proses penuaan dapat menyebabkan peningkatan kadar ANA.

Penulis : FR

Sumber : slideshare

Baik, kalau begitu sekian dulu pembahasan mengenai “Mengenal Tes ANA Dalam Pemeriksaan Autoimun” . Semoga informasi ini bermanfaat. Jika diantara sobat ada yang memiliki saran, silahkan isi di kolom komentar ya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *