Hemostasis – Pengertian, Komponen, Mekanisme dan Diagnosis

Hemostasis – Secara umum, hemostasis adalah suatu kondisi yang terjadi untuk melindungi tubuh dari proses pendarahan. Lalu sebenarnya apa itu hemostasis secara garis luas? Apa saja komponennya??? Bagaimana mekanismenya? dan cara diagnosisnya? Untuk lebih jelasnya, yuk simak artikel berikut.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, penulis ingin menginformasikan jika anda membutuhkan alat yang berkaitan untuk COVID-19 seperti GeNose, Hepa Filter GeNose, atau Jasa screening Genose, anda bisa dapatkan di PT. Andaru Diagnostik Solution. Sebagai distributor alat laboratorium, PT. Andaru Diagnostik Solution juga menyediakan berbagai alat laboratorium lain seperti microplate reader, microplate washer, Reagen Neutralizing antibody dan masih banyak lagi.

Hemostasis

Apa itu Hemostasis ?

Hemostasis berasal dari bahasa yunani “aimostasis” yang terdiri dari dua kata yaitu, aima yang berarti “darah” dan stasis yang berarti “stagnasi”. Secara umum, adalah suatu kondisi untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap dalam pembuluh dan menutup kerusakan dinding pembluh darah.

Komponen Hemostasis

  • Sumbat Hemostasis Primer, yaitu proses yang dimulai dengan aktivasi trombosit hingga terbentuknya agregasi trombosit.
  • Sumbat Hemostasis Sekunder, yaitu proses yang dimulai dengan aktivasi koagulasi hingga terbentuknya bekuan fibrin yang mengantikan sumbat trombosit.

Baca juga : Anemia – Pengertian, Gejala dan Cara Mencegahnya

Mekanisme Hemostasis

Trombosit membentuk sumbatan

Trombosit atau keping darah akan bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau terdapat luka dan menempel pada dinding area tubuh yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan. Sumbatan bertujuan untuk menutup jaringan kulit yang rusak, sehingga darah yang keluar pun dapat dihentikan. Trombosit juga dapat melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk melanjutkan proses koagulasi ke tahap berikutnya.

Pembentukan bekuan darah

Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal satu sama lain untuk melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade koagulasi. Pada akhir tahap ini, faktor koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai fibrin. Fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang dapat memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan atau bekuan pun menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.

Penghentian proses pembekuan darah

Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan menghentikan faktor pembekuan agar gumpalan tidak berlanjut lebih jauh dari yang diperlukan.

Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan

Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, sumbatan secara alami tidak diperlukan lagi. Helai fibrin pun akan hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.

Diagnosis Hemostasis

Untuk mengetahui adanya gangguan dapat dilakukan dengan mengevaluasi faal hemostasis melalui pemeriksaan laboratorium yang secara rutin dapat dilakukan seperti hitung trombosit, masa perdarahan dan faal trombosit (menilai hemostasis primer), masa pembekuan, waktu protrombin plasma dan waktu tromboplastin partial teraktivasi (menilai fase koagulasi), waktu trombin, kadar fibrinogen (menilai pembentukan fibrin) dan kadar D-dimer (menilai proses fibrinolisis) 4 – Rasio aPTT < 0,8 x nilai kontrol. Dapat dikatakan hiperkoagulasi apabila satu atau lebih dari hasil pemeriksaan dengan nilai :

  • Rasio PT < 0,8 x nilai kontrol
  • INR < 0,9
  • Fibrinogen > 400 mg/dl

Penulis : FR

Sumber : scribd

Baik, kalau begitu sekian dulu pembahasan mengenai “Hemostasis – Pengertian, Komponen, Mekanisme, dan Diagnosis“. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika diantara sobat ada yang memiliki saran, silahkan isi di kolom komentar ya.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *