Pada dasarnya gejala penyakit lupus dapat berbeda-beda pada setiap orang tergantung usia, keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi pasien secara menyeluruh. Selain itu, gejala penyakit lupus juga biasanya dapat berubah-ubah setiap waktu.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala khas dari penyakit lupus yang mungkin bisa Anda amati dan waspadai. Berikut beberapa tanda dan gejala khas SLE adalah:\
- Lemas, lesu, dan tidak bertenaga
- Nyeri sendi dan bengkak atau kekakuan, biasanya di tangan, pergelangan tangan dan lutut
- Memiliki bintil merah pada bagian tubuh yang sering terkena matahari, seperti wajah (pipi dan hidung)
- Fenomena Raynaud membuat jari berubah warna dan menjadi terasa sakit ketika terkena dingin
- Sakit kepala
- Rambut rontok
- Pleurisy (radang selaput paru-paru), yang dapat membuat bernapas terasa menyakitkan, disertai sesak napas
- Bila ginjal terkena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal ginjal
Faktor Penyebab SLE
Sebenarnya sampai sampai sekarang penyebab SLE masih belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa faktor keturunan dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya SLE. Orang yang sering terkena sinar matahari, tinggal di lingkungan yang terkontaminasi oleh virus, atau sering mengalami stres lebih mungkin untuk terkena penyakit ini. Jenis kelamin dan hormon juga diduga merupakan bagian dari penyebab SLE.
SLE adalah salah satu penyakit yang cenderung lebih mungkin dialami wanita ketimbang pria. Wanita juga lebih mungkin mengalami gejala lupus yang memburuk selama masa kehamilan dan periode menstruasi. Kedua hal tersebutlah yang membuat para ahli percaya bahwa hormon estrogen pada wanita ikut berperan dalam menyebabkan SLE. Namun, dibutuhkan banyak penelitian yang diperlukan untuk membuktikan teori ini.
Tes Yang Dilakukan Untuk SLE
Dokter dapat membuat diagnosis dari riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Rontgen juga mungkin dapat dilakukan dokter. Tes laboratorium meliputi laju endapan darah (ESR), jumlah sel darah lengkap (CBC), antibodi antinuclear (ANA) dan urin.
Tes ANA menunjukkan sistem kekebalan yang distimulasi. Sementara kebanyakan orang dengan lupus memiliki tes ANA positif, kebanyakan orang dengan hasil tes ANA positif tidak memiliki penyakit lupus. Jika hasil tes ANA Anda positif, dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes antibodi yang lebih spesifik.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes anti DNA yang lebih spesifik untuk mengetahui perkembangan LES yang dialami pasien. Dokter mungkin juga akan menyarankan pasiennya melakukan konsultasi ke rheumatologist (spesialis sendi) untuk diagnosis lebih lanjut.
Penulis : FR
Sumber : kemenkes
Baik, kalau begitu sekian dulu pembahasan mengenai “Penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus) Pada Autoimun” . Semoga informasi ini bermanfaat. Jika diantara sobat ada yang memiliki saran, silahkan isi di kolom komentar ya.